Sejak berabad-abad lalu, jamu sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Diperkirakan tradisi minum jamu telah ada sejak sekitar tahun 1300 M, menjadikannya salah satu minuman bersejarah yang masih bertahan hingga kini.
Bagi orang Indonesia, jamu bukan sekadar minuman, melainkan warisan budaya dan obat alami yang dipercaya mampu menjaga kesehatan, meningkatkan stamina, hingga membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
Keanekaragaman tanaman herbal di Indonesia turut memperkaya jenis-jenis jamu. Setiap daerah memiliki resep khas yang menyesuaikan dengan bahan herbal yang tumbuh di sekitarnya. Ada jamu berbahan dasar kunyit, temulawak, lengkuas, jahe, kencur, hingga kayu manis. Untuk menambah cita rasa segar, biasanya ditambahkan pemanis alami seperti gula jawa, gula batu, bahkan jeruk nipis.
Proses pembuatan jamu pun tidak bisa asal-asalan. Takaran bahan, cara menumbuk, suhu air, hingga lama perebusan sangat memengaruhi kualitas dan khasiat jamu. Jika dilakukan sembarangan, manfaatnya bisa berkurang, bahkan berisiko bagi tubuh.
Seiring perjalanan waktu, tradisi minum jamu mengalami pasang surut. Mulai dari masa pra-sejarah ketika manusia mengolah hasil hutan, era penjajahan Jepang, masa awal kemerdekaan, hingga kini jamu kembali digemari generasi muda dalam bentuk yang lebih modern.
Jamu bukan hanya minuman kesehatan, tapi juga simbol kearifan lokal dan identitas bangsa.